Selasa, 22 Januari 2013


Komunitas manusia yang utama di suatu lembaga sekolah adalah kepala sekolah, guru, siswa dan pegawai administrasi serta penjaga sekolah. Masing-masing komunitas sekolah ini memiliki tugas dan fungsi masing-masing.  Namun mempunyai visi dan misi yang sama yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Jika demikian halnya, tak satu komunitaspun yang perlu mengklaim diri bahwa mereka yang  paling  berperan penting di sekolah. Semua unsur dan komunitas berperan penting. Konsep ini perlu dijaga kelanggengannya agar tidak terjadi kerenggangan hubungan sosial di sekolah.
Kondisi kekinian di lembaga sekolah mungkin agak sedikit terganggu oleh adanya kebijakan-kebijakan yang mendadak dari pihak yang berkompeten. Sudah dimaklumi, perubahan mendadak memang membawa gejolak dalam suatu komunitas. Konsekuensi ini berawal dari ketidaksiapan anggota komunitas menerima kebijakan baru yang mendadak tersebut. Tentu saja, hal ini lebih buruk lagi apabila kebijakan itu menambah kerja dan beban pikiran  dari yang biasa dilakukan.
Benturan sosial bukan mustahil terjadi.  Antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan tenaga administrasi dan penjaga sekolah. Kepala sekolah yang otoriter akan menjalankan kebijakan dan kebijaksanaan dengan dalih ketaatan pada atasan dan pemerintah. Guru begitu pula kepada siswanya dalam kelas.
Jika sudah demikian, pembangkangan atau perlawanan akan terjadi kepada yang membuat kebijakan dan kebijaksanaan. Siswa sebagai objek (?) sekaligus subjek Pendidikan di sekolah akan melakukan perlawanan yang oleh guru disebut dengan kenakalan. Siswa yang dianggap nakal akan mendapat sangsi.
Apapun kebijakan dan kebijaksanaan yang diambil oleh kepala sekolah terhadap komunitas yang dikepalainya, guru terhadap siswanya, perlu adanya suatu pendekatan dan bukan dengan pemaksaan. Kepala sekolah menganggap dan memperlakukan  guru sebagai mitra kerja dan bukan bawahan. Guru memperlakukan siswa secara normal dan wajar bukan sesuai dengan kehendak hati. Dengan demikian, hubungan sosial di antara komunitas sekolah menjadi harmonis.* 
  
Diulas Oleh Edy Samsul
http://swardik.blogspot.com/2012/12/hubungan-sosial-komunitas-sekolah.html