Komunitas manusia yang utama di suatu lembaga sekolah adalah kepala sekolah, guru, siswa dan pegawai administrasi serta penjaga sekolah. Masing-masing komunitas sekolah ini memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Namun mempunyai visi dan misi yang sama yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
Jika demikian halnya, tak satu
komunitaspun yang perlu mengklaim diri bahwa mereka yang paling berperan penting di sekolah. Semua unsur dan
komunitas berperan penting. Konsep ini perlu dijaga kelanggengannya agar tidak
terjadi kerenggangan hubungan sosial di sekolah.
Kondisi kekinian di lembaga
sekolah mungkin agak sedikit terganggu oleh adanya kebijakan-kebijakan yang
mendadak dari pihak yang berkompeten. Sudah dimaklumi, perubahan mendadak memang
membawa gejolak dalam suatu komunitas. Konsekuensi ini berawal dari ketidaksiapan
anggota komunitas menerima kebijakan baru yang mendadak tersebut. Tentu saja,
hal ini lebih buruk lagi apabila kebijakan itu menambah kerja dan beban pikiran
dari yang biasa dilakukan.
Benturan sosial bukan mustahil
terjadi. Antara kepala sekolah dengan
guru, guru dengan siswa, guru dengan tenaga administrasi dan penjaga sekolah.
Kepala sekolah yang otoriter akan menjalankan kebijakan dan kebijaksanaan
dengan dalih ketaatan pada atasan dan pemerintah. Guru begitu pula kepada
siswanya dalam kelas.
Jika sudah demikian,
pembangkangan atau perlawanan akan terjadi kepada yang membuat kebijakan dan
kebijaksanaan. Siswa sebagai objek (?) sekaligus subjek Pendidikan di sekolah
akan melakukan perlawanan yang oleh guru disebut dengan kenakalan. Siswa yang dianggap
nakal akan mendapat sangsi.
Apapun kebijakan dan
kebijaksanaan yang diambil oleh kepala sekolah terhadap komunitas yang
dikepalainya, guru terhadap siswanya, perlu adanya suatu pendekatan dan bukan
dengan pemaksaan. Kepala sekolah menganggap dan memperlakukan guru sebagai mitra kerja dan bukan bawahan.
Guru memperlakukan siswa secara normal dan wajar bukan sesuai dengan kehendak
hati. Dengan demikian, hubungan sosial di
antara komunitas sekolah menjadi harmonis.*
Diulas Oleh Edy Samsul
http://swardik.blogspot.com/2012/12/hubungan-sosial-komunitas-sekolah.html